SISTEM
SARAF
REFLEKS
PADA KATAK
Diajukan untuk
memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Praktikum Fisiologi Hewan yang
diampu oleh Dosen Siti Nurkamilah, M.Pd
Disusun oleh :
Kelompok-I
Anwar Munawar
10541083
Rahmi N Sri Mutiara
13542020
Resti Suci Lestari
13542014
Fitriah Sya’diah
13542030
Fitri Eka Silviani
13542032
Yanti Ratnasih
13542034
Kelas 3-B
SEKOLAH TINGGI
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN GARUT
2016
A. Landasan
Teori
Tiap
bagian susunan saraf pusat mempunyai fungsi tertentu. Dengan sifat merangsang
(fasilitasi) atau menghambat (inhibisi) bagian-bagian tertentu dari otak dan
selanjutnya mengamati reaksi-reaksi yang timbul, dapat diambil kesimpulan yang
tepat mengenai fungsi bagian-bagian tersebut. Apabila suatu bagian tubuh
dirangsang, maka bukan bagian itu saja yang bereaksi taerhadap rangsangan
tersebut, tetapi dapat juga bagian-bagian tubuh yang lain. Hala ini terjadi
karena bila sutu reseptor dirangsang cukup kuat, maka rangsangan tersebut
diteruskan melalui saraf aferen berpusat. Dipusat, rangsangan tersebut
diteruskan melalui beberapa saraf asesoris menuju beberapa saraf eferen dan
lebih dari satu efektor. Jadi apabila saraf aferen terangsang, efektor-efektor
tersebut akan serempak bereaksi.
Unit
dasar aktivitas integratif saraf adalah busur reflek. Busur ini terdiri dari
organ sensorik, neuron aferen satu sinap atau lebih pada integrasi sentral,
neuron aferen dan efektor. Pada mammalia dan manusia, hubungan neuron aferen
dan eferen saraf somatik adalah dalam otak atau medulla spinalis.
Neuron
aferen masuk melalui radiks dorsal atau saraf-saraf kranial dan badan selnya
terletak pada ganglion radiks dorsal atau ganglion yang sejenis dari saraf
kranial. Serabut eferen meninggalkan rangsang melalui radiks ventral atau saraf
motoric kranial yang sejenis. Didapatkan dua macam refleks yaitu :
a.
Refleks
monosinaps; dimana hanya terdapat satu sinaps antara serabut aferen dan eferen
(contohnya : refleks pada bagain patella atau refleks achilles)
b.
Refleks
polisinaps yang mempunyai busur refleks dengan lebih dari satu interneuron
diantara neuron aferen dan eferen (contoh : refleks pada kornea mata)
Aktivitas refleks baik yang monosinaps
dan polisinaps adalah stereotype dan spesifik menurut perangsangan dan
responnya, dimana rangsangan tertentu akan menimbulkan jawaban tertentu pula.
B. Tujuan
Mempelajari refleks
normal dan spinal pada katak
C. Alat
dan Bahan
·
Akuarium
·
Bak
bedah
·
Statif
·
Rantai
penggantung
·
Sonde/pengaduk
gelas
·
Gunting
bedah
·
Beaker
gelas
·
Katak
·
Larutan
HNO3
·
Larutan
H2SO4 ; 1%, 3%, 5%
·
Larutan
HNO3 pekat
·
Larutan
fisiologis (NaCl 0,6%)
D. Cara
Kerja
1.
Katak
normal
a. Peganglah
katak yang masih hidup dengan tangan kiri dan genggamlah kedua kakibelakangnya, kemudian dekatkan gelas pengaduk atau sonde pada daerah mata.
Amati refleks yang terjadi
b.
Sentuh
naras eksterna pada katak tersebuty dan perhatikan gerakan nares eksterna
tersebut
c.
Usaplah
bagian tenggorokan samapi bagian perut dan perhatikan gerakan anggota badan anterior
d.
Goreslah/sentuhlah
bagian lateral atau dorsal tubuh katak, apakah katak tersebut berbunyi.
e. Peganglah
kedua kaki depannya dan biarkan kedua kaki belakang bebas, kemudian goreskan
gelas pengaduk yang telah dicelupkan ke dalam HNO3 encer pada
punggungnya. Amati apa yang terjadi ?
f.
Lakukanlah
sumasi rangsang kimia seperti pada katak yang telah mengalami dekapitasi.
2.
Katak
yang telah didekapitasi
Seekor
katak yang telah dihilangkan otaknya disebut katak yang hanya memiliki spinal
(spinal frog) atau katak didekapitasi. Ketika mengangkat otaknya kerjakan
dengan cara hati-hati agar tidak merusak tulang belakangnya (spinal cord).
Perhatikan cara berikut : masukkan gunting ke dalam nulut katak dan angkat kepalanya,
kemudian guntinglah di bawah membrane timpani. Tutuplah ujung potongan tersebut
dengan kapas dan gantunglah katak tersebut pada statif dengan mengait rahang
bawahnya. Tetesi dengan larutan fisisologis agar kesadarannya pulih kembali.
Setelah katak siuman kerjakan hal-hal berikut :
a.
Masukkan
katak tersebut ke dalam akuarium, perhatikan gerakannya !
b. Kemudian
terlentangkan katak pada bak bedah, perhatikan apakah katak berusaha untuk
membalikkan badannya atau tidak.
c. Selanjutnya
letakkan katak tadi pada bidang miring mengarah ke bawah bidang tersebut,
perhatikan gerakannya.
d.
Gantunglah
katak tersebut pada bagian rahang bawahnya.
e.
Lakukanlah
sumasi dengan rangsang zat-zat kimia seperti berikut :
Sediakan tiga
beaker gelas yang masing-masing berisi larutan H2SO4 1%,
3 %, 5%. Celupkan ujung jari katak pada larutan yang terlemah, ulangi beberapa
kali sampai terjadi respon. Celupkan ujung jari kaki katak tersebut pada
larutan yang lebih kuat. Perhatikan sebelum dicelupkan jari kaki katak harus
dicuci terlebih dahulu.
f.
Sentuhlah
jari kaki belakang dan jari kaki depandengan benda panas, perhatikan reaksinya.
g.
Sentuh
pula bagian ventral/perutnya dengan panas, bagaimana reaksinya ?
E. Hasil
pengamatan
1.
Katak
normal
Jenis rangsang
|
Tanggapan yang diberikan oleh
katak
|
Mekanik
|
Gerakan mata,
nafas menjadi cepat
|
Zat-zat kimia
|
Katak secara
reflex mencoba untuk meloncat dengan menggerakkan kaki belakang, terutama
ketika diberi zat kimia yang konsentrasinya tinggi yaitu HNO3
pekat.
|
Panas
|
Kataka mencoba
menghidari sonde yang telah dipanaskan
|
2.
Katak
yang telah didekapitasi
Jenis rangsang
|
Tanggapan yang diberikan oleh
katak
|
Mekanik
|
ketika
didiamkan beberapa saat setelah dimasukkan ke dalam akuarium katak memberikan
sedikit respon kaki bergerak dan mencoba membalikan badan.
|
Zat-zat kimia
|
Ketika diberi
zat kimia yang pertama masih ada respon ditandai gerakan kaki. Namun, ketika
diberi zat kimia yang selanjutnya sudah tidak ada respon karena katak sudah
mati
|
Panas
|
Tidak
memberikan respon
|
F. Pertanyaan
1. Pada
katak yang telah didekapitasi apakah masih sanggup merespon setiap rangsang
yang diberikan ? Jelaskan jawaban anda !
Masih bisa
memberikan respon terhadap rangsang mekanik dan zat kimia yang konsentrasinya
rendah, tetapi ketika diberi rangsang zat kimia yang lebih pekat dan rang sang
panas sudah tidak memberikan respon.
2.
Apakah
yang dimaksud dengan refleks ? jelaskan bagaimana mekanismenya !
Reflex adalah
gerakan yang dilakukan tanpa sadar dan merupakan respon segera setelah adanya
respon. Mekanismenya :
rangsangan yang
diterima oleh reseptor atau alat indera dibawa oleh sel saraf sensorik ke
sumsum tulang belakang untuk di proses dan respon tadi di teruskan oleh sel
saraf motoric ke otot untuk melakukan reaksi.
Rangsangan –
reseptor – sel saraf sensorik – sumsum tulang belakang – sel saraf motoric –
otot – respon
G. Pembahasan
Pada
katak normal dari semua perlakuan berupa rangsangang mekanik, panas dan zat
kimia katak tersebut memberikan respon. Perlakuan oleh rangsang mekanik, katak memberikan respon gerakan
mata, nafas melambat, menggerakkan kaki depan dan kaki belakang untuk meloncat
ketika diberi rangsang zat kimia dan panas. Berbeda dengan katak yang
didekapitasi, tidak semua rangsang yang diberikan mendapatkan respon dari
katak. Perlakuan pertama setelah didekapitasi yaitu katak dimasukkan ke dalam
akuarium yang berisi air, kemudian didiamkan beberapa saat, dan tidak ada
respon dari katak. Tetapi setelah diangkat dari akuarium dan didiamkan beberapa
saat katak mulai merespon rangsangan yang diberikan. Respon tersebut diantaranya
mencoba membalikkan badan, dan mengerakkan kaki ketika diberi zat asam berupa H2SO4
dan HNO3 pekat.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi gerak reflex adalah zat kimia, suhu dan perusakan fisik. Zat
kimia yang bersifat asam akan memberikan rangsang terhadap saraf yang akan
mengakibatkan gerakan reflex, semakin tinggi kadar dari zat kimia tersebut maka
akan semakin cepat merusak sistem dari saraf., begitu juga dengan suhu semakin
tinggi suhu semakin cepat dapat merusak saraf.
H. Kesimpulan
Faktor-faktor
yang mempengaruhi gerak reflek adalah zat kimia, suhu dan perusakan fisik. Zat
kimia yang bersifat asam akan memberikan rangsang terhadap saraf yang akan
mengakibatkan gerakan reflex, semakin tinggi kadar dari zat kimia tersebut maka
akan semakin cepat merusak sistem dari saraf., begitu juga dengan suhu semakin
tinggi suhu semakin cepat dapat merusak saraf. Oleh karena itu ketika katak
normal atau katak yang sudah didekapitasi memberikan respon ketika diberi
rangsangan oleh zat kimia yaitu H2SO4 dan HNO3.
Tetapi katak yang didekapitasi tidak memberikan respon ketika diberi panas, hal
itu karena katak sudah mati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar