Senin, 18 Januari 2016

Laporan Kuliah Lapangan (sistem syaraf " Refleks pada Katak" )

SISTEM SARAF
REFLEKS PADA KATAK
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Praktikum Fisiologi Hewan yang diampu oleh Dosen Siti Nurkamilah, M.Pd


  Disusun oleh :
Kelompok-I

Anwar Munawar                  10541083
Rahmi N Sri Mutiara            13542020
Resti Suci Lestari                  13542014
Fitriah Sya’diah                    13542030
Fitri Eka Silviani                  13542032
Yanti Ratnasih                      13542034

Kelas 3-B




SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN GARUT

2016


A.  Landasan Teori
Tiap bagian susunan saraf pusat mempunyai fungsi tertentu. Dengan sifat merangsang (fasilitasi) atau menghambat (inhibisi) bagian-bagian tertentu dari otak dan selanjutnya mengamati reaksi-reaksi yang timbul, dapat diambil kesimpulan yang tepat mengenai fungsi bagian-bagian tersebut. Apabila suatu bagian tubuh dirangsang, maka bukan bagian itu saja yang bereaksi taerhadap rangsangan tersebut, tetapi dapat juga bagian-bagian tubuh yang lain. Hala ini terjadi karena bila sutu reseptor dirangsang cukup kuat, maka rangsangan tersebut diteruskan melalui saraf aferen berpusat. Dipusat, rangsangan tersebut diteruskan melalui beberapa saraf asesoris menuju beberapa saraf eferen dan lebih dari satu efektor. Jadi apabila saraf aferen terangsang, efektor-efektor tersebut akan serempak bereaksi.
Unit dasar aktivitas integratif saraf adalah busur reflek. Busur ini terdiri dari organ sensorik, neuron aferen satu sinap atau lebih pada integrasi sentral, neuron aferen dan efektor. Pada mammalia dan manusia, hubungan neuron aferen dan eferen saraf somatik adalah dalam otak atau medulla spinalis.
Neuron aferen masuk melalui radiks dorsal atau saraf-saraf kranial dan badan selnya terletak pada ganglion radiks dorsal atau ganglion yang sejenis dari saraf kranial. Serabut eferen meninggalkan rangsang melalui radiks ventral atau saraf motoric kranial yang sejenis. Didapatkan dua macam refleks yaitu :
a.    Refleks monosinaps; dimana hanya terdapat satu sinaps antara serabut aferen dan eferen (contohnya : refleks pada bagain patella atau refleks achilles)
b.    Refleks polisinaps yang mempunyai busur refleks dengan lebih dari satu interneuron diantara neuron aferen dan eferen (contoh : refleks pada kornea mata)
Aktivitas refleks baik yang monosinaps dan polisinaps adalah stereotype dan spesifik menurut perangsangan dan responnya, dimana rangsangan tertentu akan menimbulkan jawaban tertentu pula.
B.  Tujuan
Mempelajari refleks normal dan spinal pada katak
C.  Alat dan Bahan
·         Akuarium
·         Bak bedah
·         Statif
·         Rantai penggantung
·         Sonde/pengaduk gelas
·         Gunting bedah
·         Beaker gelas
·         Katak
·         Larutan HNO3
·         Larutan H2SO4 ; 1%, 3%, 5%
·         Larutan HNO3 pekat
·         Larutan fisiologis (NaCl 0,6%)

D.  Cara Kerja
1.      Katak normal
a. Peganglah katak yang masih hidup dengan tangan kiri dan genggamlah kedua kakibelakangnya, kemudian dekatkan gelas pengaduk atau sonde pada daerah mata. Amati refleks yang terjadi
b.      Sentuh naras eksterna pada katak tersebuty dan perhatikan gerakan nares eksterna tersebut
c.    Usaplah bagian tenggorokan samapi bagian perut dan perhatikan gerakan anggota badan anterior
d.      Goreslah/sentuhlah bagian lateral atau dorsal tubuh katak, apakah katak tersebut berbunyi.
e.   Peganglah kedua kaki depannya dan biarkan kedua kaki belakang bebas, kemudian goreskan gelas pengaduk yang telah dicelupkan ke dalam HNO3 encer pada punggungnya. Amati apa yang terjadi ?
f.       Lakukanlah sumasi rangsang kimia seperti pada katak yang telah mengalami dekapitasi.
2.      Katak yang telah didekapitasi
Seekor katak yang telah dihilangkan otaknya disebut katak yang hanya memiliki spinal (spinal frog) atau katak didekapitasi. Ketika mengangkat otaknya kerjakan dengan cara hati-hati agar tidak merusak tulang belakangnya (spinal cord). Perhatikan cara berikut : masukkan gunting ke dalam nulut katak dan angkat kepalanya, kemudian guntinglah di bawah membrane timpani. Tutuplah ujung potongan tersebut dengan kapas dan gantunglah katak tersebut pada statif dengan mengait rahang bawahnya. Tetesi dengan larutan fisisologis agar kesadarannya pulih kembali. Setelah katak siuman kerjakan hal-hal berikut :
a.    Masukkan katak tersebut ke dalam akuarium, perhatikan gerakannya !
b. Kemudian terlentangkan katak pada bak bedah, perhatikan apakah katak berusaha untuk membalikkan badannya atau tidak.
c.  Selanjutnya letakkan katak tadi pada bidang miring mengarah ke bawah bidang tersebut, perhatikan gerakannya.
d.   Gantunglah katak tersebut pada bagian rahang bawahnya.
e.    Lakukanlah sumasi dengan rangsang zat-zat kimia seperti berikut :
Sediakan tiga beaker gelas yang masing-masing berisi larutan H2SO4 1%, 3 %, 5%. Celupkan ujung jari katak pada larutan yang terlemah, ulangi beberapa kali sampai terjadi respon. Celupkan ujung jari kaki katak tersebut pada larutan yang lebih kuat. Perhatikan sebelum dicelupkan jari kaki katak harus dicuci terlebih dahulu.
f.     Sentuhlah jari kaki belakang dan jari kaki depandengan benda panas, perhatikan reaksinya.
g.    Sentuh pula bagian ventral/perutnya dengan panas, bagaimana reaksinya ?
E.  Hasil pengamatan
1.      Katak normal
Jenis rangsang
Tanggapan yang diberikan oleh katak
Mekanik
Gerakan mata, nafas menjadi cepat
Zat-zat kimia
Katak secara reflex mencoba untuk meloncat dengan menggerakkan kaki belakang, terutama ketika diberi zat kimia yang konsentrasinya tinggi yaitu HNO3 pekat.
Panas
Kataka mencoba menghidari sonde yang telah dipanaskan

2.      Katak yang telah didekapitasi
Jenis rangsang
Tanggapan yang diberikan oleh katak
Mekanik
ketika didiamkan beberapa saat setelah dimasukkan ke dalam akuarium katak memberikan sedikit respon kaki bergerak dan mencoba membalikan badan.
Zat-zat kimia
Ketika diberi zat kimia yang pertama masih ada respon ditandai gerakan kaki. Namun, ketika diberi zat kimia yang selanjutnya sudah tidak ada respon karena katak sudah mati
Panas
Tidak memberikan respon

F.   Pertanyaan
1.  Pada katak yang telah didekapitasi apakah masih sanggup merespon setiap rangsang yang diberikan ? Jelaskan jawaban anda !
Masih bisa memberikan respon terhadap rangsang mekanik dan zat kimia yang konsentrasinya rendah, tetapi ketika diberi rangsang zat kimia yang lebih pekat dan rang sang panas sudah tidak memberikan respon.
2.    Apakah yang dimaksud dengan refleks ? jelaskan bagaimana mekanismenya !
Reflex adalah gerakan yang dilakukan tanpa sadar dan merupakan respon segera setelah adanya respon. Mekanismenya :
rangsangan yang diterima oleh reseptor atau alat indera dibawa oleh sel saraf sensorik ke sumsum tulang belakang untuk di proses dan respon tadi di teruskan oleh sel saraf motoric ke otot untuk melakukan reaksi.
Rangsangan – reseptor – sel saraf sensorik – sumsum tulang belakang – sel saraf motoric – otot – respon

G. Pembahasan
Pada katak normal dari semua perlakuan berupa rangsangang mekanik, panas dan zat kimia katak tersebut memberikan respon. Perlakuan oleh  rangsang mekanik, katak memberikan respon gerakan mata, nafas melambat, menggerakkan kaki depan dan kaki belakang untuk meloncat ketika diberi rangsang zat kimia dan panas. Berbeda dengan katak yang didekapitasi, tidak semua rangsang yang diberikan mendapatkan respon dari katak. Perlakuan pertama setelah didekapitasi yaitu katak dimasukkan ke dalam akuarium yang berisi air, kemudian didiamkan beberapa saat, dan tidak ada respon dari katak. Tetapi setelah diangkat dari akuarium dan didiamkan beberapa saat katak mulai merespon rangsangan yang diberikan. Respon tersebut diantaranya mencoba membalikkan badan, dan mengerakkan kaki ketika diberi zat asam berupa H2SO4 dan HNO3 pekat.
Faktor-faktor yang mempengaruhi gerak reflex adalah zat kimia, suhu dan perusakan fisik. Zat kimia yang bersifat asam akan memberikan rangsang terhadap saraf yang akan mengakibatkan gerakan reflex, semakin tinggi kadar dari zat kimia tersebut maka akan semakin cepat merusak sistem dari saraf., begitu juga dengan suhu semakin tinggi suhu semakin cepat dapat merusak saraf. 

H.  Kesimpulan
Faktor-faktor yang mempengaruhi gerak reflek adalah zat kimia, suhu dan perusakan fisik. Zat kimia yang bersifat asam akan memberikan rangsang terhadap saraf yang akan mengakibatkan gerakan reflex, semakin tinggi kadar dari zat kimia tersebut maka akan semakin cepat merusak sistem dari saraf., begitu juga dengan suhu semakin tinggi suhu semakin cepat dapat merusak saraf. Oleh karena itu ketika katak normal atau katak yang sudah didekapitasi memberikan respon ketika diberi rangsangan oleh zat kimia yaitu H2SO4 dan HNO3. Tetapi katak yang didekapitasi tidak memberikan respon ketika diberi panas, hal itu karena katak sudah mati.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar