Minggu, 27 Desember 2015

Laporan Praktikum EKSKRESI (Pemeriksaan Urine)

EKSKRESI (PEMERIKSAAN URINE)

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Praktikum Fisiologi Hewan yang diampu oleh Dosen Siti Nurkamilah, M.Pd


Disusun oleh :
Kelompok-I

Anwar Munawar                  10541083
Rahmi N Sri Mutiara            13542020
Resti Suci Lestari                  13542014
Fitriah Sya’diah                    13542030
Fitri Eka Silviani                  13542032
Yanti Ratnasih                      13542034

Kelas 3-B




SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN GARUT

2015




1.      Tujuan
a.       Glukosa dalam urine yaitu untuk membuktikan ada tidaknya glukosa dalam urine
b.      Albumin dalam urine yaitu untuk membuktikan ada tidaknya albumin dalam urine (Heller’s Nitric Acid test).
c.       Chlorida dalam urine yaitu untuk membuktikkan ada tidaknya chlorida dalam urine
d.      Amonia dalam urine yaitu agar dapat mengenal bau ammonia dari hasil penguraian urea dalam urine
2.      Landasan Teori
Ginjal merupakan alat pengeluaran yang paling utama di dalam tubuh manusia. Sepasang ginjal atau buah pinggang yang berwarna merah ini terletak pada dinding posterior abdomen, terutama daerah lumbal disebelah kanan dan kiri tulang belakang. Ginjal dilapisi lapisan lemak yang tebal di belakang peritonem, ginjal berbentuk seperti biji kacang dan sisi dalamnya atau hilum menghadap ke tulang punggung. Buah pinggang terbagi atas dua lapisan, lapisan luar disebut korteks yang mengandung alat penyaring yang disebut nefron; setiap nefron terdiri atas badan malpighi dan tersusun dari kapsula bowman dan glomerulus. Sedangkan lapisan ginjal sebelah dalam disebut medulla/sumsum ginjal yang mengandung banyak pembuluh-pembuluh tubula pengumpul hasil ekskresi. Tubula ini bermuara pada tonjolan papilla di ruang ginjal yang disebut pelvis renalis.
Proses pembentukkan urine dimulai dengan penyaringan yang terjadi di badan malpighi, di dalam badan ini glomerulus dikelilingi oleh Kapsula Bowman. Darah dalam glomerulus yang mengandung air, garam, gula serta zat lain (kecuali yang bermolekul besar seperti sel darah dan molekul protein) mengalami penyaringan. Filtrat masuk ke dalam kapsula bowman menjadi filtrat glomerulus. Proses ini disebabkan oleh tekanan serta dipengaruhi oleh pengerutan dan pengembangan arteriol yang menuju dan meninggalkan glomerulus. Pengerutan arteriol yang menuju glomerulus (arteriol-aferent) akan menambah jumlah filtrat dan selalu diikuti oleh pengembangan arteriol yang meninggalkan glomerulus. Filtrat glomerulus ini masih mengandung zat-zat yang diperlukan oleh tubuh seperti glukosa, garam-garam dan asam amino. Dari glomerulus, filtrat ini dibawa melalui tubulus kontorti yang dikelilingi oleh pembuluh darah, di dalam tubulus ini terjadi reabsorpsi zat-zat yang masih berguna. Setelah reabsorpsi ini maka kadar urea menjadi lebih tinggi, maka terbentuklah filtrat tubulus, dalam filtrat tubulus masih terdapat zat-zat yang sementara tidak berguna lagi. Setelah proses ini barulah terbentuk urine yang dikumpulkan melalui tubula ke pelvis renalis. Dari tiap-tiap ginjal, urine dikeluarkan oleh pembuluh ureter ke kandung urine (vesica urinaria) kemudian melalui urethra dikeluarkan dari tubuh. Komposisi urine terdiri dari air, urea, asam urat, amoniak, natrium, kalium, chloride dan fosfat.
Urine mengandung :
a.       Urine, asam urine, amoniak yang merupakan sisa pembakaran protein.
b.      Zat warna empedu yang memberikan warna kuning pada urine
c.       Zat yang berlebihan di dalam darah, misalnya Vitamin C, obat-obatan, hormon. Jika di dalam urine terdapat banyak protein hal ini menunjukan garam-garam terutama NaCl.
3.      Alat dan Bahan
a.       Glukosa dalam urine
·         Larutan Benedict’s
·         Tabung reaksi
·         Pipet
·         Urine
b.      Albumin dalam urine
·         Urine
·         Asam nitrit pekat
·         Tabung reaksi
·         Pipet tetes
c.       Chlorida dalam urine
·         Urine
·         Larutan AgNO3 10%
·         Tabung reaksi
·         Pipet
d.      Amonia dalam urine
·         Urine
·         Lampu spirtus
4.      Cara Kerja
a.       Glukosa dalam urine
§  Mendidihkan 5 ml larutan Benedict’s dalam tabung reaksi
§  Menambahkan 8 tetes urine ke dalam larutan tadi dan dipanaskan lagi selama 1-2 menit kemudian biarkan larutan tersebut sampai dingin.
§  Mengamati adanya perubahan warna (endapan) yang terjadi, bila:
-          Hijau : kadar glukosa 1 %
-          Merah : kadar glukosa 1,5 %
-          Orange : kadar glukosa 2 %
-          Kuning : kadar glukosa 5 %
b.      Albumin dalam urine
§  Memasukkan 5 ml asam nitrit pekat ke dalam tabung reaksi
§  Memiringkan tabung reaksi kemudian menetesi urine dengan mempergunakan pipet secara perlahan-lahan sehingga urine turun melalui sepanjang tabung
§  Bila urine mengandung albumin maka akan terlihat adanya cincin berwarna putih yang terdapat pada daerah kontak urine dan asam nitrit
c.       Chlorida dalam urine
§  Memasukkan 5 ml urine ke dalam tabung reaksi kemudian menetesi dengan larutan AgNO3 sebanyak beberapa tetes
§  Mengamati perubahan yang terjadi, jika ada endapan putih berarti menunjukan adanya chloride radikal
d.      Amonia dalam urine
§  Memasukkan 1 ml urine ke dalam tabung reaksi
§  Memanaskan urine tersebut dengan lampu spirtus

§  Mencium bau urine setelah di panaskan

E. Hasil Pengamatan
No
Uji dan Jenis indikator
Urine 1
Urine 2
1
Uji glukosa, indikator Benedict
Warna tidak berubah, tetap berwarna biru
Warna tidak berubah, tetap berwarna biru
2
Uji Albumin, indikator Asam Nitrat
Tidak terbentuk cincin putih
Tidak terbentuk cincin putih
3
Uji Chlorida, indikator Air
Terdapat sedikit endapan putih
Terdapat sedikit endapan putih
4
Uji Amoniak
Berbau amonik
Berbau amoniak
1.  Uji Glukosa

                       Urine 1                                   Urine 2

      

2.  Uji Albumin
                   Urine 1                                  Urine 2

    

3.  Uji Klorida

                   Urine 1                                      Urine 2
 


F. Pembahasan
1. Uji Glukosa
Uji glukosa bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat glukosa pada urine. Uji ini menggunakan 5 ml benedict sebagai indikatornya. Benedict tersebut dipanaskan lalu diberi beberapa tetes urine. Percobaan ini menggunakan 2 sampel urine yang berbeda. Setelah ditambahkan urine, tidak terjadi perubahan warna pada masing-masing sampel urine, warnanya tetap biru. Apabila terjadi perubahan warna dari hijau ke merah bata, hal itu menandakan bahwa urine tersebut mengandung glukosa. Hal ini karena terjadi kerusakan ginjal pada daerah glomerulus. Sehingga glukosa tidak bisa diserap dan ikut terbawa ke dalam urine.
2. Uji Albumin
Uji albumin dilakukan dengan memanaskan Asam nitrat sebanyak 5 ml dan menambahakan urine beberapa tetes. Kedua sampel urine ditambahkan ke dalam 2 tabung reaksi yang masing-masing berisi asam nitrat. Setelah diamati tidak ada perubahan yang terjadi yaitu tidak muncul cincin putih pada masing-masing sampel. Hal ini berarti pada kedua urine tersebut tidak mengandung albumin. Jika muncul cincin berwarna putih maka urine mengandung albumin, dan orang tersebut terkena penyakit Albuminari.
3. Uji Chlorida
Uji Chlorida dilakukan dengan menambahkan air sebagai indikatornya. Ketika ditambahkan air pada masing-masing sampel urine, muncul sedikit endapan putih berukuran kecil. Hal ini menandakan bahwa pada urine tersebut mengandung Chlorida.
4. Uji Amoniak 
Uji amoniak dilakukan dengan memanaskan urine dan dihirup apakah berbau amoniak atau tidak. Jika berbau berarti urine tersebut mengandung amoniak. Dari kedua sampel urine yang dipanaskan keduanya berbau dan mengandung amoniak.

G. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan bahwa 2 jenis urine yang digunakan pada percobaan ini tidak mengandung glukosa, dan albumin. Selain itu urine tersebut mengandung klorida serta amoniak. Karena klorida merupakan radikal bebas yang harus dikeluarkan dari tubuh, begiu juga dengan amoniak apabila tidak dikeluarkan akan menjadi racun bagi tubuh. Sehingga dapat disimpulkan bahwa urine tersebut adalah urine yang baik dan orangnya tidak mempunyai penyakit pada sisitem eksresi.


DAFTAR PUSTAKA
Nurjaman, Sofyan. 2012. Penuntun Praktikum Fisiologi Hewan. Bandung : Lili Creative

Tidak ada komentar:

Posting Komentar