KONSUMSI OKSIGEN PADA HEWAN (JANGKRIK)
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Praktikum Fisiologi Hewan yang diampu oleh Dosen Siti Nurkamilah, M.PdDisusun oleh :Kelompok IAnwar Munawar 10541083Rahmi N Sri Mutiara 13542020Resti Suci Lestari 13542014Fitriah Sya’diah 13542030Fitri Eka Silviani 13542032Yanti Ratnasih 13542034Kelas 3BSEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN GARUT
2015
A. Tujuan
1.
Untuk
mengukur banyaknya konsumsi oksigen pada belalang
2.
Untuk
mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi di dalam respirasi
3. Untuk
mengetahui hubungan antara kecepatan respirasi pada hewan dengan kecepatan
metabolismenya
B. Landasan Teori
Respirasi ialah proses
penyederhanaan senyawa kimia dari zat makanan untuk mendapatkan energi.
Pernafasan dapat diartikan sebagai proses yang dilakukan oleh organisme untuk
menghasilkan energi dari hasil metabolisme. Ada dua macam pernafasan, yaitu
pernafasan eksternal (luar) dan internal (dalam). Pernafasan luar meliputi
proses pengambilan O2 dan pengeluaran CO2 dan uap air
antara organisme dengan lingkungannya. Pernafasan internal disebut juga
pernafasan seluler karena pernafasan ini terjadi di dalam sel, yaitu di dalam
sitoplasma dan mitokondria.
Proses respirasi tidak lepas dari
adanya proses metabolisme. Metabolisme merupakan aktivitas hidup yang selalu
terjadi pada setiap sel hidup. Metabolisme dapat kita golongkan menjadi dua
yakni proses penyusuna yang disebut anabolisme dan katabolisme.
Insekta (serangga) bernafas
dengan menggunakan tabung udara yang disebut trakea. Udara keluar masuk ke pembuluh trakea melalui lubang-lubang
kecil pada eksoskeleton yang disebut stigma atau spirakel. Stigma dilengkapi
dengan bulu-bulu yang gerakkannya diatur oleh otot. Tabung trakea
bercabang-cabang ke seluruh tubuh dengan ukuran yang semakin halus. Cabang
terkecil berujung buntu dan berukuran lebih kurang 0,1 milimikron. Cabang ini
disebut trakeolus berisi udara serta cairan. Oksigen larut dalam cairan ini,
kemudian berdifusi ke dalam sel-sel di dekatnya.
Jadi pada insekta oksigen tidak
diedarkan melalui darah, tetapi melalui trakea. Pada belalang, keluar masuknya
udara ke dalam trakea diatur dengan kontraksi otot perut. ketika otot kendur,
volume perut normal sehingga udara masuk. Ketika otot berkontraksi, volume
perut mengecil sehingga udara keluar.
Udara masuk melalui 4 pasang
stigma dan keluar melalui 6 pasang stigma abdomen. Dengan demikian, udara yang
miskin O2 tidak akan bercampur dengan udara segar (kaya O2)
yang masuk.
Reaksi kimia proses respirasi :
C6H12O6
+ 6O2 6 CO2 + 6H2O + energi
Ada beberapa faktor yang dapat
mepengaruhi di dalam proses respirasi pada hewan, antara lain:
1. Faktor
Dalam
a. Aktivitas tubuh
b. Jenis kelamin
c. Berat badan
2.
Faktor
Luar
a.
Temperatur
b.
Kadar
O2 di dalam udara
c.
Konsentrasi
CO2 dalam udara
d.
Kelembapan
C. Alat dan Bahan
1.
Respirometer
sederhana
2.
Hewan
percobaan (serangga, kecoa, belalang)
3.
Timbangan
4.
Kristal
KOH
5.
Kapas
6.
Cairan
warna (eosin)
7.
Vaselin
D. Cara Kerja
1. Hewan
percobaan di timbang dengan menggunakan timbangan
2. Kemudian
respirometer sederhana yang telah disiapkan diisi dengan kristal KOH yang telah dibungkus dengan kapas, masukkan hewan percobaan. Tutup penutup respirometer
dengan menggunakan vaselin agar tidak ada udara yang masuk, beri eosin pada
pipa skala
3. Amati
pergerakan eosin pada pipa skala, kemudian hitung pergerakannya sampai waktu
yang telah ditemtukan (setiap 5 menit, dan lakukan pengulangan sebanyak dua
kali.)
4. Hitung
konsumsi ksigen pada hewan percobaan yang lain, kemudian bandingkan konsumsi
oksigen dari setiap hewan yang diamati.
E. Hasil Pengamatan
Waktu
|
Konsumsi O2 (mL)
|
|||
Jangkrik 1 (betina)
|
Jangkrik 2 (jantan)
|
Jangkrik 3 (besar)
|
Jangkrik 4 (kecil)
|
|
5 menit
I
|
0,29 mL
|
0,22 mL
|
0,18 mL
|
0,16 mL
|
5 menit
II
|
0,28 mL
|
0,06 mL
|
0,12 mL
|
0,25 mL
|
5 menit
III
|
0,13 mL
|
0,07 mL
|
0,07 mL
|
0,17 mL
|
Rata-rata
|
0,233 mL
|
0,116 mL
|
0,123 mL
|
0,193 mL
|
Berat hewan
|
0,4
gram (betina)
|
0,3
gram (jantan)
|
0,49
gram (besar (Betina))
|
0,12
gram (kecil (Betina))
|
Konsumsi O2
1. Berat
jangkrik 1
Konsumsi O2 = mL/menit/gr
= 0,233/5/0,4
= 0,116
ml/menit/gr
2. Berat
jangkrik 2
Konsumsi O2 = mL/menit/gr
= 0,116/5/0,3
= 0,0773
ml/menit/gr
3. Berat
jangkrik 3
Konsumsi O2 = mL/menit/gr
=
0,123/5/0,49
= 0,0502
ml/menit/gr
4. Berat
jangkrik 4
Konsumsi O2 = mL/menit/gr
=
0,193/5/0,12
= 0,0032
ml/menit/gr.
F.
Pembahasan
Makhluk hidup memiliki ciri berkembang biak dan melakukan metabolisme. Dalam metabolismenya makhluk hidup melakukan respirasi untuk memenuhi kebutuhan oksigennya. Berat badan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi sistem respirasi, selain itu jenis kelamin juga mempengaruhi kebutuhan oksigen pada hewan. Pada jangkrik yang telah diamati dapat dilihat kebutuhan oksigennya berbeda tergantung pada jenis kelamin dan massanya. Berdasarkan teori, jangkrik jantan membutuhkan oksigen lebih banyak dibandingkan dengan jangkrik betina, hal ini dikarenakan jangkrik jantan memerlukan lebih banyak energi sehingga memerlukan lebih banyak oksigen dibandingkan dengan jangkrik betina. Akan tetapi hasil pengamatan kelompok kami jangkrik betina menggunakan lebih banyak konsumsi oksigen (0,116 ml/menit/gr), dibandingkan dengan jangkrik jantan (0,0773 ml/menit/gr), hal ini disebabkan karena massa jangkrik betina (0,4 gram) lebih besar dibandingkan dengan jangkrik jantan (0,3 gram). Karena selain perbedaan jenis kelamin, massa jangkrik juga berpengaruh dalam konsumsi oksigen pada jangkrik.
Pada pengamatan kedua yang menggunakan sample jangkrik betina, akan tetapi menggunakan massa yang berbeda. Hasil pengamatannya, jangkrik yang memiliki massa yang lebih besar (0,0502 ml/menit/gr) menggunakan oksigen lebih banyak dibandingkan dengan jangkrik yang memiliki massa lebih kecil (0,0032 ml/menit/gr). Hal ini dikarenakan semakin besar massa suatu hewan maka semakin tinggi pula penggunaan energinya, sehingga dibutuhkan oksigen yang lebih banayak untuk pembentukan energinya.
G.
Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat ditarik kesimpulan :
1. Yang
mempengaruhi konsumsi oksigen pada jangkrik yaitu jenis kelamin, massa tubuh
dan aktivitas.
2. Jangkrik
jantan memerlukan oksigen yang lebih banyak dibandingkan dengan jangkrik betina
dengan massa yang sama.
3. Semakin
besar massa jangkrik, maka semakin besar pula oksigen yang diperlukan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar