Minggu, 13 Desember 2015


KONSUMSI OKSIGEN PADA HEWAN (JANGKRIK)
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Praktikum Fisiologi Hewan yang diampu oleh Dosen Siti Nurkamilah, M.Pd
 Disusun oleh :
Kelompok  I
Anwar Munawar                  10541083
Rahmi N Sri Mutiara            13542020
Resti Suci Lestari                  13542014
Fitriah Sya’diah                    13542030
                                Fitri Eka Silviani                   13542032
Yanti Ratnasih                      13542034
Kelas 3B


SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN GARUT
2015

A. Tujuan

1.      Untuk mengukur banyaknya konsumsi oksigen pada belalang
2.      Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi di dalam respirasi
3.  Untuk mengetahui hubungan antara kecepatan respirasi pada hewan dengan kecepatan metabolismenya
B.  Landasan Teori

Respirasi ialah proses penyederhanaan senyawa kimia dari zat makanan untuk mendapatkan energi. Pernafasan dapat diartikan sebagai proses yang dilakukan oleh organisme untuk menghasilkan energi dari hasil metabolisme. Ada dua macam pernafasan, yaitu pernafasan eksternal (luar) dan internal (dalam). Pernafasan luar meliputi proses pengambilan O2 dan pengeluaran CO2 dan uap air antara organisme dengan lingkungannya. Pernafasan internal disebut juga pernafasan seluler karena pernafasan ini terjadi di dalam sel, yaitu di dalam sitoplasma dan mitokondria.
Proses respirasi tidak lepas dari adanya proses metabolisme. Metabolisme merupakan aktivitas hidup yang selalu terjadi pada setiap sel hidup. Metabolisme dapat kita golongkan menjadi dua yakni proses penyusuna yang disebut anabolisme dan katabolisme.
Insekta (serangga) bernafas dengan menggunakan tabung udara yang disebut trakea. Udara keluar masuk ke pembuluh trakea melalui lubang-lubang kecil pada eksoskeleton yang disebut stigma atau spirakel. Stigma dilengkapi dengan bulu-bulu yang gerakkannya diatur oleh otot. Tabung trakea bercabang-cabang ke seluruh tubuh dengan ukuran yang semakin halus. Cabang terkecil berujung buntu dan berukuran lebih kurang 0,1 milimikron. Cabang ini disebut trakeolus berisi udara serta cairan. Oksigen larut dalam cairan ini, kemudian berdifusi ke dalam sel-sel di dekatnya.
Jadi pada insekta oksigen tidak diedarkan melalui darah, tetapi melalui trakea. Pada belalang, keluar masuknya udara ke dalam trakea diatur dengan kontraksi otot perut. ketika otot kendur, volume perut normal sehingga udara masuk. Ketika otot berkontraksi, volume perut mengecil sehingga udara keluar.
Udara masuk melalui 4 pasang stigma dan keluar melalui 6 pasang stigma abdomen. Dengan demikian, udara yang miskin O2 tidak akan bercampur dengan udara segar (kaya O2) yang masuk.
Reaksi kimia proses respirasi :
C6H12O6 + 6O      6 CO2 + 6H2O + energi
Ada beberapa faktor yang dapat mepengaruhi di dalam proses respirasi pada hewan, antara lain: 
1. Faktor Dalam
     a. Aktivitas tubuh 
     b. Jenis kelamin 
     c. Berat badan 
2.      Faktor Luar
a.       Temperatur
b.      Kadar O2 di dalam udara
c.       Konsentrasi CO2 dalam udara
d.      Kelembapan

   C. Alat dan Bahan
1.      Respirometer sederhana
2.      Hewan percobaan (serangga, kecoa, belalang)
3.      Timbangan
4.      Kristal KOH
5.      Kapas
6.      Cairan warna (eosin)
7.      Vaselin

D. Cara Kerja
1. Hewan percobaan di timbang dengan menggunakan timbangan
2. Kemudian respirometer sederhana yang telah disiapkan diisi dengan kristal KOH yang telah dibungkus dengan kapas, masukkan hewan percobaan. Tutup penutup respirometer dengan menggunakan vaselin agar tidak ada udara yang masuk, beri eosin pada pipa skala
3.    Amati pergerakan eosin pada pipa skala, kemudian hitung pergerakannya sampai  waktu yang telah ditemtukan (setiap 5 menit, dan lakukan pengulangan sebanyak dua kali.)
4.   Hitung konsumsi ksigen pada hewan percobaan yang lain, kemudian bandingkan konsumsi oksigen dari setiap hewan yang diamati.

E.  Hasil Pengamatan
Waktu
Konsumsi O2 (mL)
Jangkrik 1 (betina)
Jangkrik 2 (jantan)
Jangkrik 3 (besar)
Jangkrik 4 (kecil)
5 menit I
0,29 mL
0,22 mL
0,18 mL
0,16 mL
5 menit II
0,28 mL
0,06 mL
0,12 mL
0,25 mL
5 menit III
0,13 mL
0,07 mL
0,07 mL
0,17 mL
Rata-rata
0,233 mL
0,116 mL
0,123 mL
0,193 mL

 
Berat hewan
0,4 gram (betina)
0,3 gram (jantan)
0,49 gram (besar (Betina))
0,12 gram (kecil (Betina))



Konsumsi O2
             1.  Berat jangkrik 1
           Konsumsi O2  = mL/menit/gr
= 0,233/5/0,4
= 0,116 ml/menit/gr
             2.   Berat jangkrik 2
           Konsumsi O2  = mL/menit/gr
= 0,116/5/0,3
= 0,0773 ml/menit/gr
              3.  Berat jangkrik 3
            Konsumsi O2  = mL/menit/gr
= 0,123/5/0,49
= 0,0502 ml/menit/gr
              4. Berat jangkrik 4
           Konsumsi O2  = mL/menit/gr
= 0,193/5/0,12
= 0,0032 ml/menit/gr.
   
          F.      Pembahasan
Makhluk hidup memiliki ciri berkembang biak dan melakukan metabolisme. Dalam metabolismenya makhluk hidup melakukan respirasi untuk memenuhi kebutuhan oksigennya. Berat badan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi sistem respirasi, selain itu jenis kelamin juga mempengaruhi kebutuhan oksigen pada hewan. Pada jangkrik yang telah diamati dapat dilihat kebutuhan oksigennya berbeda tergantung pada jenis kelamin dan massanya. Berdasarkan teori, jangkrik jantan membutuhkan oksigen lebih banyak dibandingkan dengan jangkrik betina, hal ini dikarenakan jangkrik jantan memerlukan lebih banyak energi sehingga memerlukan lebih banyak oksigen dibandingkan dengan jangkrik betina. Akan tetapi hasil pengamatan kelompok kami jangkrik betina menggunakan lebih banyak konsumsi oksigen (0,116 ml/menit/gr), dibandingkan dengan jangkrik jantan (0,0773 ml/menit/gr), hal ini disebabkan karena massa jangkrik betina (0,4 gram) lebih besar dibandingkan dengan jangkrik jantan (0,3 gram). Karena selain perbedaan jenis kelamin, massa jangkrik juga berpengaruh dalam konsumsi oksigen pada jangkrik. 
Pada pengamatan kedua yang menggunakan sample jangkrik betina, akan tetapi menggunakan massa yang berbeda. Hasil pengamatannya, jangkrik yang memiliki massa yang lebih besar (0,0502 ml/menit/gr) menggunakan oksigen lebih banyak dibandingkan dengan jangkrik yang memiliki massa lebih kecil (0,0032 ml/menit/gr). Hal ini dikarenakan semakin besar massa suatu hewan maka semakin tinggi pula penggunaan energinya, sehingga dibutuhkan oksigen yang lebih banayak untuk pembentukan energinya.
         G.    Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat ditarik kesimpulan :
1.   Yang mempengaruhi konsumsi oksigen pada jangkrik yaitu jenis kelamin, massa tubuh dan aktivitas.
2.    Jangkrik jantan memerlukan oksigen yang lebih banyak dibandingkan dengan jangkrik betina dengan massa yang sama.
3.      Semakin besar massa jangkrik, maka semakin besar pula oksigen yang diperlukan.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar